Kamis, 05 Juni 2008

Penyangkalan Teori Darwin

Dalam menyerang teori evolusi Darwin, Harun Yahya menyatakan bahwa mutasi dan seleksi alam tidak mungkin menghasilkan spesies baru. Tidak ada mutasi menguntungkan, menurut mereka; semua mutasi hanya menghasilkan cacat pada makhluk hidup yang mengalaminya.
Bagaimana menilai klaim ini? Mudah saja ditunjukkan bahwa ada mutasi yang bisa meningkatkan kelestarian (mutasi menguntungkan’), seperti timbulnya kekebalan pada bakteri, kemampuan mencerna laktosa pada sebagian manusia, dan lain-lain.
Namun penulis lebih tertarik membahas konsekuensi dari klaim tersebut bila memang benar, seperti yang diyakini para pendukung teori Harun Yahya.

Mutasi adalah sesuatu yang selalu terjadi dalam proses perkembangbiakan makhluk hidup. Setiap makhluk hidup adalah mutan, karena memiliki DNA yang berbeda dengan induknya. Bila tidak ada mutasi menguntungkan, maka makhluk hidup tidak bisa berbuat apa-apa apabila menghadapi perubahan lingkungan. Tidak akan ada adaptasi yang timbul, karena tiap mutasi hanya menghasilkan cacat.

Digabungkan dengan penjelasan teori HY bahwa tiap jenis makhluk hidup adalah hasil dari tindakan penciptaan terpisah, maka konsekuensinya adalah bahwa setiap hasil ciptaan tersebut tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menunggu punah, entah karena kalah bersaing ataupun karena pengumpulan efek buruk mutasi. Entah apa niat Sang Desainer yang dibayangkan Harun Yahya berbuat demikian.

Poin terakhir dari teori Harun Yahya yang bisa ditanggapi adalah pernyataan bahwa segala sesuatu adalah ilusi. Penulis berpendapat bahwa apabila segala sesuatu adalah ilusi, maka tidak ada gunanya kita berargumen menggunakan fakta-fakta yang ada di alam karena segalanya tidak nyata. Semua pernyataan, baik oleh evolusionis maupun Harun Yahya, didasarkan pada fakta-fakta yang sebenarnya hanya ilusi. Manusia hidup dalam dunia tak nyata yang ada dalam pikirannya sendiri, seperti dalam film

The Matrix. Dan menurut teori Harun Yahya, pencipta dari segala ilusi tersebut adalah Tuhan, Sang Desainer. Tuhan menciptakan dunia ilusi di mana kita merasa hidup dan beraktivitas sehari-hari di dalamnya, dan apabila kita mati, kita dipindahkan dari dunia ilusi tersebut ke akhirat yang juga ilusi. Segalanya tidak nyata dan kita tak bisa lolos dari ilusi tersebut. Dan sekali lagi penulis bertanya, mengapa Sang Desainer perlu menipu kita. Sang Desainer menciptakan berbagai fakta yang seolah-olah menunjukkan bahwa telah terjadi evolusi, padahal sebenarnya tidak.

Sang Desainer menciptakan dunia yang seolaholah nyata, padahal sebenarnya ilusi. Tuhan seperti apa yang dibayangkan oleh Harun Yahya?

Tidak ada komentar: