Kamis, 05 Juni 2008

Mempertimbangkan Teori Harun Yahya

Andya Primanda

Penerjemah tulisan ilmiah, pemerhati sains
Akhir-akhir ini muncul serangan terhadap teori –evolusi yang bersumber dari tulisan-tulisan Adnan Oktar dkk. (Harun Yahya) dengan mengatasnamakan agama Islam. Tulisan ini berupaya menilai bobot teori Harun Yahya sebagai alternatif yang mereka ajukan untuk menggantikan evolusi, berdasarkan fakta-fakta alam.

Pendahuluan

Beberapa tahun terakhir, dunia Islam berkenalan dengan karya-karya Harun Yahya (nama samaran bagi Adnan Oktar dkk.) dari Turki, yang berisi berbagai argumentasi ilmiah dan filosofis untuk menyerang evolusi. Dalam Keruntuhan Teori Evolusi dan berbagai karya lainnya, Harun Yahya (selanjutnya disingkat HY) menyajikan berbagai fakta ilmiah, pernyataan para ilmuwan, serta argumen filosofis untuk menunjukkan kelemahan-kelemahan teori evolusi neo-Darwinisme, yang selalu mereka kaitkan dengan materialisme, ateisme, kapitalisme, terorisme, dan segala sesuatu yang salah di dunia ini.

Buku-buku HY yang dicetak mewah, dijual murah (serta didistribusikan gratis di Internet), penuh ilustrasi dan gambar menarik, serta berisi bahasa sederhana namun provokatif cepat menjadi terkenal dan digemari kaum Muslimin sedunia, dari London sampai Jakarta. Harun Yahya International juga memiliki website yang dikelola profesional serta menyediakan berbagai materi pendukung seperti filmfilm yang menyajikan keindahan alam berikut serangan terhadap evolusi dan segala efeknya. Berbagai organisasi dakwah menggunakan materi HY untuk membantu mereka dalam syiar Islam. Sebagian kaum intelektual Muslim menganggap HY sebagai contoh keberhasilan memadukan sains dan agama. Dengan penerimaan yang begitu luas dari kaum Muslimin sedunia, ide-ide anti-evolusi HY mulai bergerak menjadi bagian dari mainstream pemikiran Islam. Keberaniannya menyerang evolusi dikagumi berbagai pihak, yang haus akan pembebasan dari kungkungan intelektual sains Barat. Nama HY kini mulai sejajar dengan tokoh pemikir besar Muslim kontemporer, seperti Syaikh Yusuf Qardhawi atau Sayyid Hussein Nasr.

Tidak ada komentar: