Kamis, 05 Juni 2008

Evolusi dan Teori Harun Yahya

Evolusi melalui mutasi dan seleksi alam pada saat ini adalah teori sentral dalam biologi, yang memberikan kerangka penjelasan bagi berbagai fakta dalam catatan fosil, keragaman hayati, pewarisan sifat, adaptasi, penyebaran, dan anatomi makhluk hidup. Teori evolusi yang sekarang diterima para ilmuwan biologi pertama kali dirumuskan oleh Charles Darwin dalam bukunya On the origin of species (1859). Pada 1940-an para ilmuwan dari tiga cabang biologi yaitu genetika, paleontologi, dan taksonomi menyempurnakan teori Darwin dengan melakukan sintesis antara konsepkonsep dan fakta-fakta yang ditemukan di ketiga bidang tersebut, menghasilkan Neo-Darwinisme yang kini menjadi dasar penjelasan pada hampir semua bidang dalam biologi. HY telah mengajukan usul untuk menggantikan teori evolusi Darwin. Apabila HY benar-benar telah meruntuhkan teori evolusi, tentunya mereka punya suatu teori lain untuk menggantikan kedudukan evolusi sebagai kerangka penjelasan berbagai fakta dalam biologi. Penulis merasa teori HY berhak menerima pertimbangan serius dari kalangan ilmuwan biologi. Apabila teori yang diajukan mereka bisa menjelaskan berbagai penemuan dalam biologi dengan lebih baik daripada kerangka penjelasan evolusi yang sekarang berlaku, maka akan terjadi suatu revolusi ilmiah besar, suatu pergeseran paradigma, ketika ide-ide lama yang telah usang digantikan oleh seperangkat teori baru yang lebih konsisten dengan kenyataan di alam.

Patut disayangkan bahwa HY dalam Keruntuhan Teori Evolusi maupun karya-karya lainnya belum memberikan deskripsi sistematis atas teori yang mereka ajukan. Oleh karena itu penulis akan berupaya melakukan kajian sistematis atas teori HY, berdasarkan penafsiran penulis atas isi Keruntuhan Teori Evolusi. Berikut adalah dalil-dalil utama Teori Harun Yahya:

1. Jenis-jenis makhluk hidup tak bisa berubah. Tidak mungkin terjadi perubahan dari satu bentuk makhluk hidup ke bentuk lainnya, misalnya dari ikan menjadi amfibi dan reptil, reptil ke burung, atau mamalia darat ke paus.

2. Tiap jenis makhluk hidup tidak bekerabat satu sama lain dan diturunkan dari leluhur yang sama. Masing-masing merupakan hasil dari suatu tindakan penciptaan tersendiri.

3. Seleksi alam sebagaimana ditemukan Darwin adalah kaidah yang berlaku di alam, namun tidak pernah menghasilkan spesies baru.

4. Tidak ada mutasi yang memberikan keuntungan berupa peningkatan kelestarian makhluk hidup. Selain itu, mutasi tak menambah kandungan informasi dalam materi genetis makhluk hidup.

5. Catatan fosil tak menunjukkan adanya bentuk transisional, serta menunjukkan penciptaan tiap kelompok makhluk hidup secara terpisah.

6. Abiogenesis (kemunculan makhluk hidup dari materi tak-hidup) tak mungkin terjadi.

7. Kerumitan dan kesempurnaan yang ditemukan pada tubuh dan DNA makhluk hidup tak timbul karena kebetulan, namun merupakan bukti bahwa ada yang merancang kerumitan tersebut.

8. Materi dan persepsi kita adalah ilusi; yang nyata adalah Allah, yang meliputi segalanya. Kekuatan suatu teori dalam sains diukur dari kemampuannya menjelaskan fakta-fakta yang ada.

Apabila teori HY bisa menjelaskan fakta-fakta dalam biologi lebih baik daripada teori evolusi Darwin, maka tentunya para ilmuwan harus bersedia membuang teori Darwin dan mengakui kekuatan teori HY. Sebelum kita mulai mempertimbangkan teori HY, menarik juga untuk dicermati bahwa ada pula pihak-pihak lain yang mengajukan teori yang mirip dengan teori HY. Tentunya hal tersebut tak mengherankan, mengingat teori evolusi melalui seleksi alam pun ditemukan secara terpisah oleh dua orang, yakni Charles Darwin dan Alfred Russel Wallace. Philip Johnson, seorang profesor hokum di Universitas Berkeley dan penulis buku Darwin on trial, juga mengajukan kritik terhadap teori Darwin. Walaupun Johnson juga tidak menjelaskan terperinci mengenai teorinya, penulis menemukan banyak kesamaan dalam pandangan mereka (kecuali pada poin 8 ringkasan teori HY). Johnson dkk. menyebut teorinya sebagai ‘teori Desain Cerdas (Intelligent Design Theory)’. Seorang staf Harun Yahya, dalam komunikasi pribadi dengan penulis, juga menyatakan bahwa teori yang mereka ajukan adalah Desain Cerdas.

Beberapa ilmuwan yang keberatan dengan teori Harun Yahya mengajukan argumen bahwa Harun Yahya tak memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai untuk mengajukan teori biologi (Adnan Oktar pernah kuliah di jurusan Seni Murni di Universitas Mimar Sinan). Penulis menganggap keberatan tersebut tidak kuat. Charles Darwin sendiri tidak memiliki pendidikan biologi formal, melainkan pendidikan kependetaan dan kedokteran (serta melakukan penelitian dan pengamatan selama bertahun-tahun) ketika mengajukan teori evolusi.

Tidak ada komentar: